Saturday, June 18, 2011

METODE PENERJEMAHAN

Secara umum, ada dua kelompok metode penerjemahan, yaitu metode yang memberikan  penekanan terhadap bahasa sumber dan metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran.

A. Penerjemahan yang Berorientasi pada Bahasa Sumber

1. Penerjemahan kata-perkata (word - for - word translation)
Umumnya metode ini digunakan sebagai tahapan pra penerjemahan. Hasil penerjemahan dengan metode ini mirip dengan terjemahan menggunakan mesin penerjemah.
Contoh : Life is cheap in Indonesia" diterjemahkan menjadi "Hidup adalah murah di Indonesia."


2. Penerjemahan harfiah
Metode ini masih kental sekali mengikuti bahasa sumber, sehingga dihasilkan terjemahan yang membingungkan (tak bermakna).
Contoh : "It's raining cats and dogs" diterjemahkan menjadi "Hujan anjing dan kucing."


3. Penerjemahan setia (faithful translation)
Metode ini mencoba mengalihkan makna kontekstual bahasa sumber tapi masih dibatasi oleh struktur gramatikalnya.
Penerjemahan ini berpegang teguh dengan maksud dan tujuan bahasa sumber, sehingga hasil terjemahan kadang-kadang terasa kaku.
Contoh : " Ben is too well aware that he is naughty" diterjemahkan menjadi "Ben menyadari terlalu baik bahwa ia nakal."
Akan lebih terasa wajar, jika kalimat tersebut diterjemahkan menjadi " Ben sangat sadar bahwa ia nakal."

4. Penerjemahan Semantis (Semantic translation)
Metode ini menghasilkan terjemahan yang lebih fleksibel dan kreatif dibandingkan penerjemahan setia. Penerjemahan semantis memperhatikan unsur estetika bahasa sumber (seperti bunyi uang indah dan natural).
Contoh : "He is a book-worm", diterjemahkan menjadi "Dia (laki-laki) adalah seorang yang suka sekali membaca."

B. Penerjemahan Berorientasi pada Bahasa Sasaran
1. Adaptasi (termasuk saduran)
Metode ini mengutamakan isi dan mengorbankan bentuk teks bahasa sumber. Metode ini biasanya digunakan untuk penerjemahan drama atau puisi dengan mempertahankan tema, karakter dan alurnya; tetapi dialognya disadur dan disesuaikan.

2. Terjemahan bebas (free translation)
Metode ini mengutamakan isi dan mengorbankan bentuk (tata bahasa, gaya bahasa maupun organisasi gagasan dalam teks."
Contoh :
Time, May 28, 1990 : "Hollywood Rage for Remark." menjadi
Suara Merdeka, 15 Juli 1990 : "Hollywood Kekurangan Cerita. Lantas Rame-Rame Bikin Film Ulang."

3. Terjemahan Idiomatis (Idiomatis translation)
Metode ini menghasilkan terjemahan yang bentuk dan isinya mudah dipahami pembaca.
Contoh :
"Mari minum bir bersama-sama" diterjemahkan menjadi " I'll shout you beer."
Bandingkan dengan terjemahan semantis : "Let me buy you a beer."

4. Terjemahan Komunikatif
Metode ini menghasilkan terjemahan yang langsung dapat dimengerti baik aspek kebahasaan maupun isinya.
Contoh dalam teks : thorns spines in old sediments. Jika ditujukan untuk kalangan  ilmuwan biologi, maka kata spines diterjemahkan menjadi "spina." Tetapi jika ditujukan untuk orang awam, kata spines diterjemahkan dengan "duri."

Sumber :
Karnedi. 2005. Materi Pokok Teori Terjemahan : Sebuah Pengantar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Machali, Rochayah. 2000. Pedoman bagi Penerjemah. Jakarta : PT Grasindo
Posted by Ais Production
Ais Production Updated at: 3:52 PM

No comments:

Post a Comment