Thursday, January 31, 2013

DARI AIR MATA HINGGA MATA AIR

image

Air mata, tetes air, dan mata air

Air Mata Kebanjiran
Banjir yang melanda beberapa bagian negeri ini, membuat air mata ibu pertiwi menangis. Isak tangis bayi, anak-anak kecil, ibu-ibu, dan bahkan kaum lelaki menambah suasana semakin menyedihkan. Betapa rumah yang dibangun dengan susah payah menjadi porak poranda. Betapa yang sebelumnya bisa menikmati segala makanan, hanya mie instan yang menjadi pengganjal perut. Tak terhitung kerugian lain baik yang bersifat moril maupun materiil.
Banjir yang sebenarnya, sudah menjadi fenomena yang terus berulang tidak menyadarkan masyarakat untuk berupaya agar pada waktu-waktu berikutnya pengaruhnya dikurangi. Makin tambah tahun banjir makin tambah besar, apalagi dengan aktivitas penduduknya yang membuat banjir makin sering terjadi.
Bertambahnya jumlah penduduk, terutama di kota-kota besar makin membuat permukiman semakin padat. Kebutuhan kayu yang semakin meningkat untuk pemukiman membuat penebangan hutan semakin menjadi-jadi.
Air hujan yang sedikit berlebih pun akan membuat banjir mudah terjadi karena tanah tidak mampu menyerapnya. Ketika sungai semakin dangkal akibat pembuangan sampai ditambah banyaknya hunian di sepanjang bantaran sungai, dapat dipastikan tiap tahun banjir akan semakin besar.
Dampak yang timbul akibat banjir selain rusaknya bangunan dan perabot-perabotnya pun bermunculan (Heru Susila, 2009).
Pertama, munculnya berbagai penyakit seperti diare. Sampah-sampah rumah tangga maupun dari tempat penampungan menyatu dengan air dan menyebarkan berbagai sumber penyakit seperti bakteri,virus, parasit, dan bibit penyakit yang lain. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh nyamuk seperti malaria dan demam berdarah pun semakin banyak dengan adanya kubangan air di mana-mana.
Kedua, berbagai unsur-unsur kimia berbahaya ikut terbawa banjir yang bisa mengakibatkan tercemarnya sumber-sumber air bagi penduduk, baik air dari PAM maupun air sumur.
Cukuplah dengan dua hal tersebut,  sebagai manusia yang mempunyai kesadaran tentunya akan melakukan berbagai usaha untuk mengurangi potensi terjadinya banjir di daerahnya masing-masing.

Air Bersih Vs Air Limbah
Bumi kita sebagian besar tertutup oleh air. Tetapi hanya sebagian kecil air bersih yang bisa dimanfaatkan. Apalagi jika terjadi banjir pasti kita akan menyadarinya.
Demikian juga dengan tubuh kita, yang sebagian besar tersusun atas air. Ketika tubuh kehilangan air ketika kita berkeringat maupun buang air, maka persediaan air harus segera digantikan. Kita tidak dapat hidup lama tanpa air. Apakah jika tidak ada air bersih kita mau nekat minum air hujan bahkan air sungai yang berwarna dan berbau tidak menyenangka? Tentunya tidak seperti itu. Berbeda dengan beberapa puluh  tahun yang lalu, ketika belum banyak pencemar, meminum air dari aliran irigasi mungkin tidak terlalu berbahaya. Meminum air hujan pun masih aman. Karena air hujan sebenarnya bersih, cuma air tersebut tercemari oleh udara yang kotor.
Kita membutuhkan air bersih, tetapi sayang yang namanya air itu mudah tercemar. Hal ini terjadi karena tercampurnya air dengan zat-zat kimia berbahaya baik yang dihasilkan dari pabrik-pabrik maupun dari rumah tangga. Termasuk juga di dalamnya limbah yang dihasilkan dari aktivitas manusia ketika buang air besar.
Masih  banyak ditemukan pada rumah-rumah yang di pinggiran sungai, meski lubang lubang WC-nya di dalam rumah, tetapi pembuangannya  dialirkan ke sungai tersebut. Dan ironisnya, hal ini banyak dilakukan bukan saja oleh orang awam tetapi juga oleh kalangan yang terpelajar. Kotoran manusia yang dialirkan ke sungai jelas akan merusak kesehatan air sungai. Apalagi jika sang pelakunya sedang menderita penyakit, maka kotorannya pun akan membawa penyakit serupa yang dapat menular.
Zat kimia kimia yang dimaksud dalam skala rumah tangga, dapat berbentuk  deterjen. Banyaknya deterjen yang sukar bereaksi dengan air menambah sederetan panjang pencemaran di air. Pada air yang tercemari deterjen, dasar airnya mengandung zat-zat yang dipakai dalam deterjen.
Limbah industri kecil, seperti industri tahu dan  tempe akan menyebabkan air berwarna biru kehitaman dan berbau busuk.
Demikian juga di pabrik-pabrik pertambangan logam maupun zat kimia. Air yang digunakan untuk membersihkan logam dari batuan yang tidak berguna telah melarutkan zat-zat tertentu. Dan di antara zat-zat tersebut ada yang termasuk bahan pencemar, seperti raksa, timah dan belerang.
Dengan semakin padatnya manusia, semakin banyak bahan pencemar yang digunakan. Dari berbagai pencemaran, manuasialah penyumbang terbesar kerusakan lingkungan hidup.
Sebenarnya untuk mengubah air limbah menjadi air bersih ada beberapa teknik yang bisa dilakukan (Iman Rahayu, 2009).
1.    Pengolahan secara fisika
Pengolahan dengan cara ini pada dasarnya merupakan pengolahan untuk menyingkirkan zat-zat penyebab air kotor tanpa mengubah zat itu sendiri. Pengolahan secara fisika meliputi penyaringan, flotasi (pengapungan), adsorpsi (penyerapan).
2.    Pengolahan secara fisika
Pada pengolahan ini dengan cara menghilangkan partikel yang tidak mudah mengendap seperti koloid, logam berat, senyawa fosfor, maupun zat organik beracun. Teknik yang digunakan adaah flokulasi – koagolasi yang bertujuan mengubah sifat bahan-bahan tersebut dari tidak mudah mengendap menjadi mudah mengendap.
Proses pengolahan air kotor/limbah menjadi air bersih pun bisa dilakukan menggunakan teknik penyaringan sederhana sampai cara yang kompleks.
Dalam proses pengolahan air ini dikenal dua cara, yaitu : 1) pengolahan lengkap (complete treatment process). Pengolahan dengan cara ini dilakukan secara lengkap, baik secara physics, kimiawi, dan bakteriologik. Pengolahan ini biasa dilakukan terhadap air sungai yang kotor/keruh; 2) Pengolahan sebagian (partial treatment process). Pada pengolahan ini air cukup diolah secara kimiawi dan/atau pengolahan bakteriologik saka. Pengolahan ini biasa dilakukan pada mata air bersih maupun air dari sumur yang dangkal/dalam (Totok Sutrisno, 2002).
Mata Air Kekeringan
Di sisi lain, kekeringan pun menjadi fenomena  tersendiri di negeri ini. Kekeringan ini bisa disebabkan karena kondisi alam yang tidak menentu akibat pemanasan global, maupun ketidakmampuan pasokan air karena jumlah penduduk semakin banyak.
Artinya, kita tidak bisa menyalahkan begitu saja pada alam yang  tidak lekas mengucurkan air hujannya. Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan kekeringan, di antaranya penebangan hutan, penggunaan tanah yang tidak tepat, penggunaan yang berlebihan, maupun polusi air.
Penulis teringat ketika masih kecil, sekitar tahun 1987 sempat tinggal di daerah pegunungan tepatnya di desa Srati, kecamatan Ayah, kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Untuk keperluan mandi, mencuci, dan memasak memanfaatkan sumber air “belik” yang airnya muncul dari sela-sela batuan. Tak terbayangkan betapa jernih dan segar air di situ. Kemudian, sudah menjadi kebiasaan bersama-sama teman, setelah pulang sekolah mandi di sungai yang jernih.
Beberapa tahun kemudian, penulis kembali berkunjung ke sana. Berharap dapat menikmati segarnya “belik” dan air sungainya, ternyata keadaan sudah berubah. Mata air “belik” tersebut tidak lagi mengeluarkan airnya dan sungainya pun sudah berubah. Zaman sudah berubah, penulis mandinya di bak mandi yang airnya dari selang-selang yang berasal dari sumber air. Entah dari mana.
Menginjak usia SMP, penulis pernah mengikuti perkemahan di Wadaslintang, Kebumen, Jawa Tengah. Seperti biasa dalam perkemahan, antri mandi merupakan salah satu masalah. Ketimbang antri mandi di rumah penduduk, penulis bersama-sama teman  berjalan-jalan dan akhirnya menemukan sungai yang jernih. Bergegas penulis mandi di sana, dan sekaligus sholat di atas batuan. Kami pun kembali ke tenda dengan hati riang dan berharap besok kembali.
Pagi harinya, penulis bersama beberapa teman kembali ke sungai tersebut. Dan betapa terkejutnya, kami melihat kotoran manusia terapung-apung. Kami saling  berpandangan dan akhirnya berjalan menyusuri sungai dan ternyata di beberapa tempat ada bekas orang buang air besar. Entah siapa pelakunya, apakah penduduk di situ ataukah teman sendiri. Atau juga pada hari sebelumnya sudah ada hal tersebut tetapi kami tidak menyadarinya.
Yang jelas, sampai sekarang penulis jarang menemukan mata air yang bisa menjadi tumpuhan ketika kekeringan melanda.
- Hargailah air bersih ketika kita tidak membutuhkannya.
Karena mereka bisa menghilang justru ketika kita membutuhkannya -
 
Referensi
Rahayu, Iman. 2009. Cara Menangani Air Kotor Menjadi Air Bersih. CV Citra Praya
Susila, Heru P. 2009. Bencana Alam Hidrologi. PT Pustaka Tiga Kelana
Sutrisno, Totok. 2002. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta : Rineka Cipta

Sumber Gambar
Posted by Ais Production
Ais Production Updated at: 8:28 AM

Wednesday, January 30, 2013

PABRIK GULA SEBAGAI WISATA ANDALAN


Wisata pabrik gula di Jawa Timur
Pabrik Gula di antara tujuan-tujuan wisata lain di Provinsi Jawa Timur

Mengapa Pabrik Gula?
Mendengar kata-kata pabrik gula yang terbayang di kepala adalah adanya lokomotif tua, berkarat, tapi dengan gagahnya menarik lori-lori yang terisi tumbupan batang-batang tebu. Dengan suaranya yang khas, lokomotif tersebut bergerak perlahan dengan sesekali menyemburkan asapnya dari sebelah atas maupun sisi samping kanan-kirinya.
Memasuki dalam pabrik gula, terbayang mesin-mesin tua yang digunakan untuk mengolah batang-batang tebu tadi mulai dari proses penggilingan batang tebu sampai proses pengemasan. Di dalam pabrik, udara terasa panas dengan para pekerja yang penuh keringat di sela-sela  bunyi gesekan mesin-mesin tua. Asap tebal keluar dari cerobong-cerobong yang tinggi dengan mengeluarkan berbagai gas sisa pembakaran. Dan tidak lupa, teriakan keras para mandor dari kalangan pribumi yang terkadang berkelakuan lebih ganas dari pegawai Belanda sendiri. Belum lagi kisah yang romantis antara pegawai Belanda dengan penduduk pribumi yang akhirnya menghasilkan keturunan dari dua bangsa yang berbeda.
Manisnya gula bukan sekedar dihasilkan dari batang-batang tebu yang baik. Tetapi panasnya pabrik, keringat para pekerja pabrik, bunyi gemeretak mesin, lokomotif tua, keringat para petani tebu, serta balutan berbagai kisah yang membuat  gula yang dihasilkan mempunyai cita rasa yang berbeda. Sesuatu hal yang tidak bisa digantikan dengan perkembangan teknologi modern yang mampu memproduksi gula dengan lebih cepat.
 Pabrik gula merupakan aset yang sangat berharga sekaligus unik dibanding dengan obyek wisata lain.
Pertama, terkait nilai historis yang dimiliki. Kehadiran pabrik gula di Indonesia tidak lepas dari campur tangan pemerintah Belanda. Pemerintah Belanda melalui kongsi dagangnya, yaitu VOC memonopoli perdagangan rempah-rempah yang dihasilkan dari bumi Indonesia. Dalam perkembangannya bukan saja cengkeh dan pala, Belanda menyebarkan sayapnya  pada hasil perkebunan lainnya yaitu tebu. Berbeda dengan hasil perkebunan yang lain, pada perkebunan tebu ini, Belanda juga menghadirkan mesin-mesin, lori-lori, dan fasilitas lain untuk mengubah batang-batang tebu menjadi gula.
Bukan sekedar memperkenalkan alat-alat modern di waktu itu, dengan adanya pabrik gula juga menimbulkan pengaruh sosial ekonomi yang berbeda. Berkembang bangunan-bangunan pabrik dan sekitarnya dengan arsitektur yang khas Belanda. Baik rumah-rumah yang digunakan para pegawai pabrik yang notabene orang Belanda maupun pribumi yang menjadi pegawai di sana, misalnya sebagai mandor.
Kedua, terkait dengan nilai pendidikan. Masyarakat, khususnya pelajar banyak yang belum memahami proses pembuatan gula dari tebu. Materi pembuatan tebu ini sangat menunjang dalam pembelajaran kimia baik bagi pelajar (SMP, SMA maupun SMK) bahkan bagi para mahasiswa.  Itu baru dari proses pembuatannya, belum lagi jika ingin meninjau dari sisi arsitektur bangunan-bangunan pabrik dan sekitarnya, teknik permesinan pada alat-alat dalam pabrik, tinjauan sosial ekonomi penduduk sekitar pabrik, dan tinjauan lain. Sungguh suatu kegiatan yang banyak melibatkan banyak disiplin ilmu pengetahuan.
Pabrik Gula Sebagai Kawasan Terpadu
Menjadikan pabrik gula sebagai wisata unggulan bukanlah omong kosong belaka jika diiringi dengan usaha yang sungguh-sungguh. Pabrik gula ibaratnya sebagai harta karun terpendam. Dengan menjadikannya sebagai tempat produksi, pabrik gula yang sarat dengan berbagai peralatan kuno menjadi daya tarik tersendiri. Tinggal bagaimana agar pabrik gula tersebut dikelola dengan baik sehingga mendatangkan banyak wisatawan dari lokal maupun mancanegara.
Dengan melihat gambar pada halaman sebelumnya, terhitung lebih dari 60 obyek wisata di Jawa Timur. Jumlah itu akan terus bertambah, apalagi jika semua pabrik gula di Jawa Timur bisa menjadi obyek wisata yang menjual. Dengan sekitar 30 buah pabrik gula di provinsi Jawa Timur dan sebanyak 11 buah pabrik gula yang dimiliki PTNP X, menciptakan peluang yang besar untuk membuat pabrik tersebut sebagai tujuan wisata.
Yang dimaksud dengan kawasan terpadu pada tulisan ini adalah pabrik-pabrik gula yang ada di Jawa Timur, dan khususnya kesebelas pabrik gula milik PTPN X dijadikan satu paket wisata terpadu dengan perumahan penduduk yang ada di sekitar pabrik. Atau dapat dikatakan sebagai pariwisata yang berbasis pada masyarakat.
Dalam konsep ini, para wisatawan dapat menginap  pada perumahan-perumahan penduduk, khususnya tinggal bersama para petani tebu. Tentunya, hal ini tidak menafikan kehadiran hotel-hotel maupun penginapan lain yang dikelola secara modern. Dengan menginap di rumah-rumah penduduk, para wisatawan dapat lebih menikmati  wisatanya lengkap dengan merasakan sentuhan keakraban dari penduduk setempat. Hal ini tentunya bisa menambah nilai plus yang jarang ditemukan di tempat yang lain. Misalnya, para wisatawan bisa menikmati manisnya tebu langsung dari lahan para petani tanpa menunggu menjadi gula. Bermalam bersama penduduk lokal sambil menikmati makanan khas daerah tersebut menjadi pengalaman unik tersendiri bagi para wisatawan.
Di sinilah tugas bagi pengelola wisata pabrik gula untuk memberikan pemahaman yang sama kepada semua penduduk yang tinggal di  sekitar pabrik.
Apa, Siapa dan Bagaimana Seorang Public Relation?
 Apa bedanya humas (hubungan masyarakat) dengan public relations (PR)? Secara bahasa, mungkin saja kedua istilah tersebut dianggap sama. Namun dalam kenyataan di lapangan, kedua istilah tersebut mempunyai arti yang berbeda (Ronny Sugiantoro, 2000).
 Ketika seorang wisatawan mendatangi pabrik gula, dan menanyakan tentang kebijakan pabrik. Seorang yang ditugasi sebagai humas, bisa saja menolak dengan alasan bukan kewenangannya. Tetapi humas tersebut, bisa melayani wisatawan yang meminta berbagai dokumentasi tentang pabrik.
Hal ini berbeda dengan seorang public relations (PR) yang mampu memberikan jawaban yang akurat mengenai data sekaligus mengenai kebijakan pabrik, baik tentang promosi, pemasaran, pesaing maupun rencana jangka panjang. Dapat dikatakan bahwa seorang public relations (PR) dapat menjadi wakil dari pengelola pabrik gula tersebut.
Lantas siapa yang bertindak sebagai public relations (PR)  atau katakan humas itu?
Jawaban yang mudah adalah kita semua. Setiap orang yang tinggal di sekitar pabrik, pegawai pabrik, para petani tebu, bahkan pemegang kekuasan (dari kades/lurah, camat, bupati sampai gubernur) haruslah mampu menjadi public relations (PR) yang mumpuni.
Merekalah yang berkewajiban mempromosikan keberadaan wisata pabrik gula. Termasuk di dalamnya memiliki kemampuan yang memadai dalam meladeni berbagai pertanyaan, keluhan, saran dari para wisatawan. Demikian juga, ketika ada berbagai isu yang tidak menyenangkan seperti adanya pencemaran akibat aktivitas pabrik, demo para buruh pabrik, suap/korupsi serta berbagai kejadian lain, mereka berkemampuan untuk memberikan penjelasan yang memuaskan pada siapapun sehingga mampu mengurangi/menepis kerugian yang lebih jauh terhadap image pabrik gula.
Kerja Sama Antar Pelaku Pariwisata Sebagai Kunci Pemasaran
Sebagus apapun produk yang dihasilkan jika tidak dipasarkan maka produk travel agent tersebut akan tidak dikenal. Demikian juga dengan keberadaan wisata pabrik gula. Melalui strategi pemasaran yang baik pun belum tentu wisata pabrik gula banyak dikunjungi wisatawan apalagi tanpa perencanaan.
Semua pelaku pariwisata, khususnya pada wisata pabrik gula harus mempunyai kesamaan langkah dalam mengembangkan program wisata yang dikelola. Para pelaku pariwisata ini, meliputi : hotel, pengelola obyek wisata, kuliner, pemerintah daerah harus bahu-membahu mempromosikan bukan berkompetisi yang berakibat saling mematikan. Dan tidak lupa di sini adalah para penduduk sekitar lokasi serta para petani tebu untuk menghindari persaingan yang tidak sehat dalam menerima para wisatawan. Misalnya dengan saling membanting biaya penginapan maupun pemberian jasa lainnya.
Public Relations (PR)
Pemasaran yang dilakukan untuk menciptakan brand image pabrik gula yang layak menjual, dapat dilakukan melalui dua jalur yaitu jalur online maupun offline.
Dengan perkembangan ICT (Information and Communication Technology), maka pemasaran melalui jalur internet tidak bisa dihindari lagi. Para wisatawan cenderung mengandalkan informasi yang didapat dari berbagai situs untuk mencari informasi lokasi wisata termasuk melakukan transaksi jasa yang akan dilakukan.
Termasuk di dalamnya pengaruh media sosial (seperti blogger, facebook, twitter dan lain-lain) sangat besar dalam mendorong wisatawan untuk mengunjungi tempat-tempat tertentu. Debbie Hindle, Managing Director Four BGB yang berbasis di London, mengatakan, ”Media sosial adalah kesempatan besar perdagangan sosial.” Hindle juga menyoroti semakin pentingnya blogger perjalanan sebagai “suara independen yang berharga”  menulis tentang tujuan dan topik pariwisata lainnya (Newsletter Pariwisata Indonesia Vol 4 No 37 tahun 2013).
Demikian juga salah satu strategi yang dilakukan oleh PTPN X dengan melakukan kegiatan lomba penulisan yang harus dimuat dalam blog peserta bisa dijadikan contoh nyata  bagi pemasaran wisata pabrik gula. Para blogger ini bisa menimbulkan kepercayaan pada masyarakat melalui rekomendasi, pengalaman maupun pandangan pribadinya.
Hasil promosi melalui situs-situs web, blog pribadi, dan jejaring sosial dapat menjadi luar biasa ketika para pelaku pariwisata yang berkepentingan mau menampilkan gambar, video, tulisan tentang wisata pabrik gula.  Hal ini bisa dimulai dari para pegawai dan keluarga dari perusahaan.
Tidak kalah pentingnya adalah pemasaran yang dilakukan secara offline, baik melalui roadshow maupun berbagai sosialisasi yang lain. Tidak ada salahnya dibentuk tim khusus yang menangani wisata pabrik gula ini yang bertugas untuk melakukan sosialisasi dan publikasi mengenai wisata pabrik gula. Pembagian profil dalam bentuk buklet maupun keping CD/DVD dalam kegiatan roadshow atau sosialisasi memberikan nilai yang plus ketimbang hanya berbicara di depan khalayak.
Setelah promosi, selanjutnya bagaimana?
Berbagai promosi yang dilakukan baik dalam skala lokal maupun internasional tidak banyak berguna jika tidak ada pembenahan di dalam. Jaminan keamanan dan kenyamanan bagi  para wisatawan harus diutamakan. Selain itu culture dan heritage  harus ada sebagai nyawa atau roh dari kegiatan pariwisata. Tanpa adanya budaya maka pariwisata akan terasa kering dan tidak memiliki daya tarik untuk dikunjungi (Sobagyo, 2012).
Brand image mengenai pabrik gula sebagai tempat yang bersih dan rapi juga harus dibarengi dengan pembenahan lingkungan pabrik. Seperti dikatakan oleh Kepala Bidang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PTPN X, Wasis Pramono, bahwa program kebersihan dan penghijauan sudah dicanangkan di lingkungan pabrik gula sebagai aspek pendukung kegiatan wisata sejarah pabrik gula.
Berdasarkan uraian di atas, penulis optimis bahwa wisata pabrik gula bisa menjadi wisata unggulan, khususnya di Jawa Timur. Berbagai kendala dan tantangan yang muncul, terutama dalam masalah keamanan dan kenyamanan dapat disikapi dengan berbagai strategi yang intinya menjadikan para pelaku pariwisata (termasuk para petani tebu dan masyarakat) dibekali kemampuan sebagai public relations (PR) yang handal.

Referensi :
Soebagyo. 2012. Strategi Pengembangan Pariwisata di Indonesia. Dimuat dalam Jurnal Liquidity Vol. 1, No. 2. Juli – Desember, hlm. 153 – 158

Sugiantoro, Ronny. 2000. Pariwisata : Antara Obsesi dan Realita. Yogyakarta : AdiCita

Eropa Tumbuh 2% : Asia Lebih Banyak Mendorong Pertumbuhan. Dalam Newsletter Pariwisata Indonesia Vol. 4, No. 37 tahun 2013, Hal 31-33


Sumber  gambar

Posted by Ais Production
Ais Production Updated at: 3:08 PM

Tuesday, January 22, 2013

EVENT PADA ACTIONSCRIPT 3.0


Event merupakan salah satu karakteristik pada ActionScript, yang artinya kejadian atau pemicu agar suatu perintah dijalankan.
Untuk mengidentifikasi suatu events diperlukan method addEventListener baru dilanjutkan dengan event dan fungsi atau perintah.
Tulisan merupakan kelanjutan dari postingan sebelumnya yanng membahas properties sebagai salah satu karakteristik pada ActionScript.
Pada tutorial kali ini menggunakan program Adobe Flash CS 6 menggunakan ActionScript 3.0
Sebelumnya persiapkan objek-objek sebagai berikut :
Lingkaran yang sudah dirubah menjadi Movie Clip dan diberi instance of : lingkaran_mc
clip_image002
Kemudian tombol-tombol yang diberi nama alpha_btn, rotate_btn, scale_btn, dan reset_btn
clip_image004
clip_image006

clip_image008

clip_image010
Diperoleh hasil seperti pada gambar
clip_image012

Kalau sudah siap, mari segera ACTION
Pada Script pane ketik kode ActionScript seperti berikut :
alpha_btn.addEventListener(MouseEvent.MOUSE_UP,objekAlpha);
function objekAlpha(evt:MouseEvent):void {
                kotak_mc.alpha = 0.5;
}

Kode ActionScript untuk membuat object transparan
Baris 1, setelah nama instance tombol alpha_btn dilanjutkan dengan addEventListener untuk mengidentifikasi MouseEvent. MOUSE_UP artinya ketika tombol diklik maka jalankan fungsi objeckAlpha.

Baris 2, untuk membuat function objekAlpha dengan pemicu atau event (evt:MouseEvent):void(.
Baris 3, setelah nama instance movie clip lingkaran_mc dilanjutkan dengan properties alpha = 0.5;. ActionScript ini digunakan untuk mengubah obyek kotak menjadi transparan 50%.


Berikut adalah kode ActionScript untuk merotasi objek

rotate_btn.addEventListener(MouseEvent.MOUSE_UP,objekRotate);
function objekRotate(evt:MouseEvent):void {
                lingkaran_mc.rotation = 45;
}

kode ActionScript untuk mengubah skala  objek

scale_btn.addEventListener(MouseEvent.MOUSE_UP,objekScale);
function objekScale(evt:MouseEvent):void {
                lingkaran_mc.scaleX = 0.75;
                lingkaran_mc.scaleY = 0.75;
}

Kode ActionScript untuk mengembalikan object seperti semula

reset_btn.addEventListener(MouseEvent.MOUSE_UP,resetObjek);
function resetObjek(evt:MouseEvent):void {
                lingkaran_mc.scaleX = 1;
                lingkaran_mc.scaleY = 1;
                lingkaran_mc.rotation = 0;
                lingkaran_mc.alpha = 1;
}

Kalau dituliskan kode ActionScript itu adalah sebagai berikut

alpha_btn.addEventListener(MouseEvent.MOUSE_UP,objekAlpha);
function objekAlpha(evt:MouseEvent):void {
                lingkaran_mc.alpha = 0.5;
}

rotate_btn.addEventListener(MouseEvent.MOUSE_UP,objekRotate);
function objekRotate(evt:MouseEvent):void {
                lingkaran_mc.rotation = 45;
}

scale_btn.addEventListener(MouseEvent.MOUSE_UP,objekScale);
function objekScale(evt:MouseEvent):void {
                lingkaran_mc.scaleX = 0.75;
                lingkaran_mc.scaleY = 0.75;
}

reset_btn.addEventListener(MouseEvent.MOUSE_UP,resetObjek);
function resetObjek(evt:MouseEvent):void {
                lingkaran_mc.scaleX = 1;
                lingkaran_mc.scaleY = 1;
                lingkaran_mc.rotation = 0;
                lingkaran_mc.alpha = 1;
}

Selesai.
Selamat Mencoba

Sumber : Chandra. 2012. ActionScript Flash CS5 untuk Orang Awam. Palembang : Maxicom
Posted by Ais Production
Ais Production Updated at: 3:08 PM

Monday, January 21, 2013

ActionScript Flash CS5 Untuk Orang Awam

ActionScript Flash CS5 Untuk Orang Awam

ActionScript Flash CS5 Untuk Orang Awam

Buku berjudul ActionScript Flash CS5 Untuk Orang Awam yang diterbitkan oleh Maxicom membahas dasar-dasar ActionScript 3.0 pada Flash CS5. ActionScript merupakan bahasa pemrograman Flash yang berguna untuk membuat animasi interaktif seperti halaman web, animasi kartun, game, dan aplikasi interaktif. Hingga saat ini ActionScript digunakan untuk pengembangan game dan aplikasi online pada smartphone seperti Android dan iPhone.


Pada buku ini akan dibahas pemrograman Flash menggunakan ActionScript 3.0. Dimulai dengan pemrograman ActionScript dasar, mengontrol timeline, mengontrol movie clip, membuat teks dengan script, mengontrol suara dan video samapi pemrograman ActionScript 2.0 yang sering digunakan untuk keperluan navigasi dan cd interaktif.
Posted by Ais Production
Ais Production Updated at: 7:33 AM

Friday, January 18, 2013

The Technique of Making Idiomatic Translation

The Technique of Making Idiomatic Translation

Menerjemahkan kalimat dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan bahasa yang alami dan benar diperlukan banyak penguasaan teknik menerjemah. Namun, menerjemahkan ternyata tidak semudah yang diperkirakan. Hanya dengan penguasaan kosakata dan struktur kalimat saja, seseorang belum tentu dapat menerjemahkan dengan baik. Kemampuan tersebut hanya satu dari banyak elemen yang perlu dikuasai oleh para penerjemah, selain memiliki pengetahuan tentang fungsi dan kedudukan kata dalam suatu kalimat.

Untuk itu, buku The Technique of Making Idiomatic Translation ini diterbitkan guna membantu mereka yang ingin menguasai metode dalam menerjemahkan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia baik dari taktik maupun trik menerjemah. Selain itu, buku ini berisi teknik panduan sejumlah teori dari pakar translasi dan temuan masalah serta kesulitan para penerjemah dan pembaca teks bahasa Inggris di lapangan.

Secara detail di dalambuku The Technique of Making Idiomatic Translation ini dibahas :
1. Berbagai Definisi dan Teori Translasi dari Para Ahli
2. Teori Linguistik Umum
3. Prinsip Penerjemahan
4. Pembahasan
Pada bagian pembahasan dikaji identifikasi kalimat, analisis kalimat, berbagai teknik menerjemah, sampaicontoh penerjemahan teks dengan berbagai tema.
Posted by Ais Production
Ais Production Updated at: 3:00 PM

Wednesday, January 16, 2013

The 3rd Alternative

The 3rd Alternative

Buku yang berjudul asli The 3rd Alternative ditulis oleh Stephen R.Covey. Boleh dikatakan buku ini merupakan kelanjutan dari buku-buku Covey sebelumnya yaitu The 7 Habits of Highly Effective People, First Thing First, maupun buku The 8th Habit.

Pada edisi terjemahan dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, di cover bagian bawah tertuliskan, "Saat "Win-Win Solution" Tak Lagi Cukup untuk Menyelesaikan Konfliks", yang pada buku aslinya tertulis " Solving Life's Most Difficult Problems". Sebuah terjemahan yang cerdas.


Buku ini terdiri dari 10 bab, yaitu :
  1. Titik Transisi
  2. Altenatif ke-3
  3. Altenatif ke-3 di Pekerjaaan
  4. Altenatif ke-3 di Rumah
  5. Altenatif ke-3 di Sekolah
  6. Altenatif ke-3 dan Hukum
  7. Altenatif ke-3 di Masyarakat
  8. Altenatif ke-3 di  Dunia
  9. Kehidupan Alternatif ke-3
  10. Dari Dalam ke Luar
Buku The 3rd Alternative ini mampu menginspirasi kita untuk berpikir secara berbeda mengenai pemecahan masalah yang belum pernah kita ketahui.

Posted by Ais Production
Ais Production Updated at: 7:34 AM

Monday, January 14, 2013

The Grand Master of Photoshop : Olah Photoshop Tingkat Dewa

The Grand Master of Photoshop : Olah Photoshop Tingkat Dewa



Buku berjudul The Grand Master of Photoshop : Olah Photoshop Tingkat Dewa, setebal 526 ini terasa begitu murah dengan hanya dibandrol harga 88 ribu rupiah. Buku yang diterbitkan oleh mediakita ini membahas tuntas penerapan Photoshop dari yang sederhana sampai ke yang kompleks.

Materi yang dibahas pada buku ini meliputi :
The Grand Master of Photoshop : Olah Photoshop Tingkat Dewa
Kenali Photoshop Anda
Teknik Dasar Seleksi
Filter Gallery
Editing Color
10 Flora & Fauna Manipulasi
OOB (Out Off Bound)
Rekayasa Warna Mata
Rekayasa Warna Rambut
Digital Imaging
HDR (High Dynamic Range)
Vector
Karikatur
IR (Infra Red)

Keistimewaan lain dari buku ini adalah adanya DVD pendamping yang berisi 96 video tutorial dengan durasi dari 580 menit.

Posted by Ais Production
Ais Production Updated at: 6:22 AM