Sunday, September 25, 2011

Teori Terjemah

PENGANTAR PENERJEMAHAN


Mengapa menerjemah

Pernahkan kita membaca naskah terjemahan, yang malah membuat kita bingung. Bukannya menambah wawasan, tetapi membuat kita frustasi. Begitu banyak buku-buku berbahasa Inggris, yang kalau kita tidak memiliki kemampuan menerjemahkan (setidaknya kemampuan memahami teksnya) akan membatasi wawasan yang seharusnya kita dapatkan. Kita bisa menikmati kelezatan novel-novel dalam bahasa aslinya, memahami buku-buku referensi dengan lebih mantap maupun teks-teks lain.

Di sisi lain, sebagai seseorang yang memiliki kemampuan menerjemah, mempunyai kewajiban untuk membantu anak-anak bangsa dalam memahami ilmu pengetahuan, wawasan maupun hasil-hasil penelitian dari luar (baca yang berbahasa Inggris). Hasil terjemahan yang ada di situs ini, sebagai contoh dan sekaligus sebagai ajang bagi kami untuk meningkatkan kemampuan menerjemah.
selengkapnya


METODE PENERJEMAHAN

Secara umum, ada dua kelompok metode penerjemahan, yaitu metode yang memberikan  penekanan terhadap bahasa sumber dan metode yang memberikan penekanan terhadap bahasa sasaran.
A. Penerjemahan yang Berorientasi pada Bahasa Sumber
1. Penerjemahan kata-perkata (word - for - word translation)
Umumnya metode ini digunakan sebagai tahapan pra penerjemahan. Hasil penerjemahan dengan metode ini mirip dengan terjemahan menggunakan mesin penerjemah.
Contoh : Life is cheap in Indonesia" diterjemahkan menjadi "Hidup adalah murah di Indonesia.
selengkapnya 

PERGESERAN BENTUK DALAM PENERJEMAHAN
1.Pergeseran Bentuk Jenis Pertama
a.Kata jamak dalam bahasa sumber (Bsu) menjadi tunggal dalam bahasa sasaram (Bsa)
a pair of trouser  :  sebuah celana
a pair of scissor : sebuah gunting
b.Adjektif + noun menjadi nomina + pemberi sifat
the dark morning : pagi (yang) gelap
beautiful woman  : wanita (yang) cantik
c.Pengulangan kata sifat (dalam bahasa Indonesia)  penjamakan nomina (dalam bahasa Inggris)
celananya abu-abu : His trousers are grey.
selengkapnya

MENERJEMAHKAN KALIMAT PERINTAH (IMPERATIVE)

Bentuk kalimat perintah (imperativ) mencakup command (suruhan) dan request (permohonan). Kalimat berbentuk command selalu diawali verb-1 atau be untuk menyuruh, dan berawalan don’t untuk melarang. Verb – 1, di sini dapat diterjemahkan dengan bentuk kata kerja dasar dalam bahasa Indonesianya, atau dengan menambahkan akhiran –lah pada kata kerja dasar bahasa Indonesia tersebut. Kata be tidak diterjemahkan ke dalam kata apapun, penerjemahannya dimulai dengan kata yang hadir tepat setelah be secara apa adanya, atau dapat pulang menambahkan akhiran – lah pada kata yang bersangkutan. Kata don’t diterjemahkan dengan jangan.
selengkapnya
Posted by Ais Production
Ais Production Updated at: 3:16 PM

No comments:

Post a Comment